Dalam acara Inkubasi utk para member DPS SE Indonesia, Iqbal mengatakan :
Salah satu tantangan yang menentukan keberhasilan proyek bagi developer dalam menjalankan bisnis propertinya adalah berkaitan dengan penentuan tipologi property apa yang ‘pas’ bagi lahan yang akan/telah diakuisisinya. Jika gagal mendefinisikan tipologi property apa yang ‘pas’, potensi tidak berjalannya proyek tentu akan lebih besar terjadi. Lalu bagaimanakah tahapan yang harus dilakukan oleh developer agar dapat meminimalisir terjadinya potensi proyek yang mungkin akan tidak berjalan sebagaimana yang diharapkan dikemudian hari?.
Studi Kelayakan dengan memperhatikan berbagai variable sangat penting untuk dilakukan sebelum menjalankan proyek property, dalam hal ini dapat dijadikan pertimbangan untuk menentukan tipologi property apa yang pas bagi proyek propertinya. Setidaknya ada beberapa variable yang dapat digunakan untuk melakukan analisa lahan sebelum menentukan kelayakan proyeknya, antara lain Location & Site Context yang meliputi: Aksesibiltas, Fasilitas & Infrastruktur, Kontur lahan & Jenis Tanah, Orientasi & View pada lahan, Iklim Mikronya, Jaringan Utilitas sekitar lahan, hingga Aspek Sosial-Budaya nya. Pemahaman yang baik tentang karakteristik fisik lokasi dapat membantu mengoptimalkan efisiensi desain dan mengurangi biaya konstruksi yang nantinya akan mempengaruhi juga harga jual properti, misalnya, lokasi dengan tanah yang tidak stabil mungkin memerlukan teknik pembangunan khusus dan biaya lebih ekstra, sementara area dengan lokasi dengan tanah yang lebih baik akan lebih mudah untuk dikembangkan dengan biaya yang lebih ekonomis.
Lalu berkaitan dengan Regulation & Policy, baik aspek land use(tata guna lahan)nya yang meliputi zonasi peruntukkannya, apakah termasuk lahan kuning untuk pemukiman ataukah justru lahan hijau yang tidak diizinkan dijadikan sebagai pemukiman, maupun Building Regulations(Peraturan Bangunan) yang meliputi KDB, KLB, GSB, GSP, GSS, hingga ketentukan RTH nya. Kepatuhan terhadap regulasi & kebijakan ini tidak hanya penting untuk sekedar mendapatkan izin, tetapi juga akan berdampak pada Market Analysisnya dalam pengkalibrasiannya dengan Tren Permintaan Pasar, apakah nantinya tipologi propertinya berupa residensial, tempat wisata, rukost, villa, homestay, atau yang lainnya, hingga pada aspek Functional & Aesthetic Requirementnya semisal gaya desain arsitekturnya hingga kebutuhan ruang fungsionalnya, serta bagaimana pengaruh dari Economic Analysisnya semisal kemampuan daya belinya.
Namun yang tidak boleh dilewatkan adalah pentingnya studi banding proyek sebagai preferensi sebelum mengeksekusi proyek, baik dari aspek harga yang ditawarkan hingga tren permintaan pasarnya, lalu kemudian menguji proyeknya dengan melakukan survey dan tes pasar. [ ] Ar. Iqbal K, IAI